Sabtu, 27 Juli 2013

DYSPRAXIA


Siapakah yang belum pernah mendengar cerita fiksi yang terkenal di seluruh dunia berjudul “Harry Potter”? Cerita yang dituliskan dalam 7 seri novel ini diangkat ke layar lebar dan mendapat sambutan yang luar biasa dari seluruh dunia. Kesuksesan buku dan film nya membuat penulis maupun pemain film “Harry Potter” dikenal oleh dunia. Namun siapa yang menyangka, Daniel Radcliffe sebagai aktor utama pemeran “Harry Potter” rupanya mengalami dyspraxia yang membawanya mengenal dunia akting.

Dunia sempat bertanya-tanya ketika Daniel Radcliffe memberi pernyataan mengenai dirinya yang mengalami dyspraxia. Apakah itu suatu penyakit yang berbahaya? Ataukah suatu kelainan yang perlu mendapat penanganan khusus?

Menurut Josette Protelli B.Sc, M.A, Developmental Verbal Dyspraxia (DVD) merupakan kesulitan perencanaan pada kemampuan motorik berbicara yang berkaitan pada prosedur berbicara. Namun kesulitan ini bukan berarti gangguan pada otot dan kemampuan kognitif, meskipun berpengaruh pada kemampuan berbicara dan berbahasa. Dsypraxia terjadi  ketika otak mencoba untuk memberi perintah terhadap otot untuk bergerak namun ternyata pesan tersebut tidak tersampaikan dengan baik.

Dyspraxia seringkali tidak terlihat karena secara umum, anak-anak yang mengalami dyspraxia menunjukkan tidak adanya perbedaan kondisi terutama secara fisik. Penyebab dari dyspraxia secara umum diketahui karena adanya pembentukan sel pada otak yang tidak sempurna selama di dalm kandungan maupun otak yang kekurangan oksigen selama proses melahirkan. Menurut Weiss dan Wilson (2004), dyspraxia merupakan hasil dari kurangnya perkembangan syaraf dan disfungsi minimal otak.

Dyspraxia dapat mempengaruhi berbagai aspek pada kehidupan anak termasuk kemampuan intelektual, emosi, fisik, bahasa, sosial, dan perkembangan sensori yang dapat berdampak  pada proses pembelajaran. Selain itu, dyspraxia juga dapat berhubungan dengan kemampuan berbahasa, persepsi, dan berfikir anak yang tidak sesuai dengan  perkembangan yang diharapkan pada anak-anak secara umum.

Akibatnya, adanya hambatan yang timbul dalam proses pembentukan ide, dan gerakan motorik. Karena anak dengan dyspraxia memiliki pemahaman yang kurang lama memahami suatu hal serta kesulitan dalam menyampaikan suatu pesan menjadi tindakan. Ini berarti kegiatan fisik seringkali sulit untuk dipelajari dan dipertahankan, serta seringkali menyebabkan anak menjadi ragu-ragu dan canggung. Selanjutnya, anak dengan dyspraxia  cenderung kurang dalam koordinasi dan seringkali lupa pada kegiatan sehari-hari, kehilangan pakaian mereka, dan berjuang untuk mengingat hal yang mereka inginkan.

Di sekolah, anak dengan dyspraxia mungkin memiliki kesulitan dengan matematika dan cerita tulisan. Mereka juga dapat menghindari permainan, lambat dalam berganti pakaian, tidak mampu mengikat tali sepatu, menjadi kurang terorganisir, atau memiliki rentang perhatian yang pendek. Mereka sering merasa sulit untuk mengingat dan mengikuti instruksi, dan tulisan  tangan yang tidak rapi  adalah salah satu gejala yang paling umum.

Dyspraxia seringkali disamakan dengan disleksia (misalnya, kesulitan membaca, menulis dan ejaan) atau dyscalculia (misalnya, masalah dengan matematika), dan kondisi lain yang mempengaruhi belajar, seperti Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (AD / HD). Kelemahan dalam pemahaman, pengolahan informasi, dan mendengarkan dapat berkontribusi dalam masalah yang dialami anak-anak dengan dyspraxia. Mereka juga mungkin memiliki rasa rendah diri, depresi, dan masalah emosional dan perilaku lainnya.

Sekalipun ada banyak kesulitan yang dihadapi anak dyspraxia, penting untuk diketahui bahwa anak-anak ini cenderung sangat mampu dan dapat unggul dalam sekolah dan kehidupan sehari-hari jika diberikan dukungan dan bimbingan yang tepat. Hal ini terlihat dari aktor Daniel Radcliffe yang mengalami masa-masa sulit di dalam proses belajar di sekolahnya. Karena tidak berhasil mengikuti proses pembelajaran di sekolah, maka sang ibu pun akhirnya memutuskan untuk memasukkan Daniel ke sekolah seni agar ia memiliki percaya diri yang lebih. Aktor kelahiran 23 Juli 1989 yang memulai karir aktingnya lewat film David Copperfield (1999)  ini bahkan memiliki cita-cita sebagai seorang penulis karena kekagumannya pada cerita Harry Potter.

 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan serta dipersiapkan bagi anak dengan dyspraxia antara lain sebagai berikut:

Hambatan Dyspraxia
Permasalahan di Sekolah
Solusi
Koordinasi tangan dan mata
Kesulitan menulis
-          Berlatih pengenalan huruf
-          Menggengan pensil dengan benar, menulis mengikuti garis
Koordinasi tangan dan mata
-          Kesulitan berganti pakaian
-          Menggunakan peralatan seperti gunting
-          Menggunakan pakaian yang mudah dilepas seperti akos dengan bahan Velcro
-          Membuatb tugas tidak menjadi kompleks agar siswa mudah memahami
Gerakan besar
-          Kesulitan berjalan mengikuti garis, melompat ke seseorang atau sesuatu
-          Kesulitan berlari, melompat, menendang,/menagkap bola
-          Berjalan di atas garis, berlatih lempar-tangkap menggunakan balon berisi air
Perhatian/ Konsentrasi
-          Bereaksi pada seluruh rangsangan tanpa diskriminasi
-          Lemahnya perhatian
-          Terganggu dalam lingkungan yang terbuka
-          Menggangu orang lain
-          Kegiatan yang memenuhi keinginan anak
-          Hindari anak menggangu yang lain ketika ada tugas
-          Jangan adanya hal-hal yang dapat menarik perhatiannya dari belajar seperti lampu neon, wallpaper tembok,dl
-          Menunjukkan budaya “tidak-menggangu” untuk menunjukkan rasa hormat pada setiap anak
Konseptualisasi
-          pemahaman kesulitan konsep-konsep seperti ‘di’, ‘di atas’, ' di depan'
-          Bermain pertanian / kebun binatang / games perjalanan dengan kartu perintah seperti 'sapi di depan gudang' dengan gambar yang benar di belaakng kartu
Koordinasi pribadi
-          Tidak dapat mengkoordinasikan dengan baik
-          Menyediakan time table, buku harian, dan instruksi untuk kegiatan spesifik dengan kartu bergambar
Komunikasi
-          Tidak dapat mengingat atau mengikuti instruksi
-          Dapatkan perhatian anak sebelum memberikan instruksi.
-          Gunakan bahasa sederhana seusi dengan visual yang diberikan.
-          Memberikan waktu untuk memproses informasi.
-          Gunakan kegiatan, demonstrasi dan gambar.
Berbicara, bahasa, dan komunikasi
-          Kesulitan dalam menjelaskan kebutuhan atau menjawab pertanyaan
-          Kesulitan dalam menceritakan kembali sebuah kejadian
-          Memberikan dukungan visual untuk membantu ingatan pengalaman pribadi
Kemampuan Sosial
-          Tidak adanya konsep kepemilikan pribadi
-          Kesulitan memiliki teman
-          Kesulitan bersikap
-          Bermain untuk mengembangkan pemahaman tentang konsep pribadi dan umum
-          Memiliki peraturan konsisten kelas secara eksplisit
-          Gunakan cerita sosial untuk menjelaskan aturan-aturan sosial
Kreatifitas/Imajinasi
-          Ketidakmatangan karya seni dan bercerita
-          Kesulitan dengan waktu ‘sebelum’, ‘setelah’, ‘akan datang’
-          Bermain peran dan drama untuk mengeksplorasi
-          Garis waktu (time line) dapat membantu memperbaiki peristiwa dalam pikiran anak
-          Ajarkan dari 'berkonsetrasi'  ke 'abstrak' dengan membuat konsep yang relevan dengan pengalaman anak sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar