Minggu, 17 Desember 2017

Mengapa Bendera - Bendera di Dunia Tidak Ada yang Berwarna Ungu?

ALOMOHORA, KAWAN!!!

Ada banyak sekali bendera - bendera di dunia ini. Bendera digunakan sebagai sebuah tanda (tengeran) dari sebuah organisasi, tempat, atau negara. Biasanya bendera negara berisi sebuah simbol khusus berupa sejarah, atau hal yang menjadi ciri khas dari negara tersebut.

Gambar terkait
Contohnya jepang, yang menggunakan bendera (Nisshōki (日章旗?, "bendera simbol matahari")) dengan latar belakang putih dan lingkaran merah di tengah (Hinomaru (日の丸?, "lingkaran matahari")). Lingkaran berarti matahari, dan warna merah melambangkan patriotisme.

Hasil gambar untuk dewi amaterasu
Seperti yang kita tahu, Jepang merupakan negara di sebelah timur Asia dan merupakan areal terbitnya matahari. Karena itulah Jepang dijuluki "Negeri Matahari Terbit". Dipilihnya matahari sebagai bagian dari bendera ini juga kemungkinan karena keyakinan yang dipeluk oleh sebagian besar masyarakat Jepang adalah Shinto yang menyembah matahari (Dewi Amaterasu), yang mana masyarakat Jepang juga mempercayai bahwa kaum bangsawan adalah keturunan dari Dewi Amaterasu.

Gambar terkaitHasil gambar untuk yin yang
Lalu ada lagi bendera Korea Selatan. Bendera ini memiliki simbol Yin-Yang di tengahnya yang berarti keseimbangan. Simbol ini juga diapit oleh trigram hitam mencoloh dati I Ching, atau kitab perubahan di setiap sudutnya, yang masing - masing mewakili keempat elemen. Jadi, arti dari bendera tersebut adalah keseimbangan dan gerakan yang harmonis.

Nah, kembali lagi ke topik bahasan. Alasan dari tidak berlakunya warna ungu sebagai warna negara adalah, sebagian besar negara yang berdiri saat ini adalah negara - negera yang sudah berdiri sejak lama. Mereka bahkan sudah menetapkan lambang dari bangsa mereka jauh sebelum negara mereka berdiri, bahkan sebelum warna ungu ditemukan.

Warna ungu pertama kali ditemukan (?) di Tirus, yaitu sebuah pelabuhan yang terletak di Fenisia kuno (sekarang dikenal sebagai Lebanon). Di kota itulah bisnis kain berwarna ungu sangat - sangatlah sukses. Karena pada zaman dahulu warna ungu diidentikan dengan kebangsawanan, kemewahan, dan kehormatan karena harganya yang mahal.

Karena pada zaman dahulu, orang harus menggunakan kerang murex, khususnya dari jenis Brandaris dan Trunculus. Beberapa tingkat gradasi warnanya tergantung dari mana kerang itu ditemukan. Pencariannya pun cukup sulit. Padahal untuk membuat satu mililiter pewarna ungu diperlukan sekitar sepuluh ribu ekor. Karena itu harga warna ungu jauh lebih tinggi dari emas.

Orang - orang yang bisa menggunakan warna ini hanyalah kaum bangsawan dan orang - orang kaya saja.

"Menelusuri Sejarahnya di Meksiko

Berabad-abad yang lalu, sewaktu pertama kali diperkenalkan kepada kain yang dicelup dalam warna ungu, orang Spanyol yang menaklukkan Amerika Selatan terkesan oleh warna yang tidak pudar ini. Mereka mengamati bahwa sewaktu kain itu dicuci, warnanya tampak semakin cemerlang. Bukti-bukti arkeologis memperlihatkan bahwa penduduk pribumi mengenakan berbagai jenis pakaian yang dicelup warna ungu.

Penduduk asli Meksiko, khususnya orang Mikstek, mencelupkan kain mereka ke dalam cairan dari kerang yang disebut Purpura patula pansa, yang berkerabat dengan kerang yang digunakan oleh orang Tirus. Kedua jenis kerang itu menghasilkan cairan yang awalnya berwarna pucat, tetapi berubah menjadi ungu sewaktu terkena udara dan cahaya. Bahan tersebut menjadi pewarna serat tekstil tanpa perlu diberi mordan, atau zat pengikat—suatu keunikan bahan pencelup ini.

Orang Mikstek mengambil kerang Purpura mereka dari perairan di Samudra Pasifik. Berbeda dengan orang Tirus dan Romawi yang membunuh kerang itu—bahkan, ada sebuah gundukan cangkang yang ditemukan dari masa-masa itu—orang Mikstek hanya ”memerah” kerang tersebut. Kalau ditiup, kerang tersebut akan mengeluarkan cairannya yang berharga, yang kemudian langsung diteteskan ke atas kain. Setelah itu, kerangnya dikembalikan ke laut. Orang-orang pribumi tidak ”memerah” kerang-kerang itu selama musim perkembangbiakannya. Kebiasaan itu telah melindungi kerang tersebut sehingga tidak punah sampai sekarang.

Menurut Komisi Nasional Bidang Ilmu Pengetahuan dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati, hingga awal tahun 1980-an, orang Mikstek menempuh perjalanan sejauh 200 kilometer ke Teluk Huatulco untuk memperoleh bahan pencelup warna ungu dari kerang pada bulan Oktober sampai Maret. Namun, keseimbangan ekologi yang terpelihara oleh kebiasaan yang ramah lingkungan ini terganggu pada tahun 1981 sampai 1985 sewaktu sebuah perusahaan asing mengeksploitasi sumber daya tersebut. Sebagai akibatnya, populasi Purpura menurun drastis. Hal ini mendorong dibuatnya persetujuan resmi yang melarangkan pembunuhan kerang ini dan mengizinkan penggunaannya, secara tradisional, hanya oleh masyarakat pribumi.

Kerang Purpura masih terancam oleh industri pariwisata yang berkembang di teluk yang menjadi habitatnya. Meskipun demikian, banyak orang berharap agar makhluk yang sangat menarik ini akan dilindungi dari kepunahan dan terus menghasilkan warnanya yang indah." Dikutip dari wol.jw.org

Sampai suatu ketika Willian Henry Perkin menemukan warna ungu secara tidak sengaja.

"Selama liburan Paskah di tahun 1856, sementara Hofmann mengunjungi daerah asalnya East End, Perkin melakukan beberapa eksperimen lanjutan di laboratorium kasar di apartemennya di lantai atas rumahnya di Cable Street di London timur. Di sinilah ia membuat penemuan kebetulan yang tidak disengaja: anilin dapat diubah sebagian menjadi campuran kasar yang - ketika diekstraksi dengan alkohol - menghasilkan zat dengan warna ungu intens. Perkin, yang tertarik dengan lukisan dan fotografi, segera menjadi antusias dengan hasil ini dan melakukan percobaan lebih lanjut dengan temannya Arthur Church dan saudaranya Thomas. Karena percobaan ini bukan bagian dari pekerjaan pada kina yang telah ditugaskan ke Perkin, ketiganya membawa mereka keluar di sebuah gubuk di kebun Perkin untuk merahasiakannya dari Hofmann.

Mereka puas diri bahwa mereka mungkin bisa meningkatkan produksi zat ungu dan mengkomersilkannya sebagai pewarna, yang mereka sebut mauveine. Eksperimen awal mereka menunjukkan bahwa itu dicelup sutra dengan cara yang stabil saat dicuci atau terkena cahaya. Mereka mengirim beberapa sampel ke bahan pewarna di Perth, Skotlandia, dan mendapat jawaban yang sangat menjanjikan dari general manager perusahaan tersebut, Robert Pullar. Perkin mengajukan paten pada Agustus 1856, saat dia masih berusia 18 tahun.

Pada saat itu, semua pewarna yang digunakan untuk mewarnai kain adalah zat alami, banyak di antaranya mahal dan padat karya untuk diekstrak. Selanjutnya, banyak kekurangan stabilitas, atau tahan luntur. Warna ungu, yang telah menjadi tanda aristokrasi dan prestise sejak zaman kuno, sangat mahal dan sulit diproduksi - zat warna yang digunakan, yang dikenal dengan nama Tyrian ungu, dibuat dari lendir kelenjar moluska tertentu. Ekstraksinya bervariasi dan rumit, karena Perkin dan saudaranya menyadari bahwa mereka telah menemukan kemungkinan pengganti yang produksinya bisa sukses secara komersial.

Perkin tidak dapat memilih waktu atau tempat yang lebih baik untuk penemuannya: Inggris adalah tempat lahir Revolusi Industri, yang sebagian besar didorong oleh kemajuan produksi tekstil; ilmu kimia telah maju sampai pada titik di mana ia bisa memiliki dampak besar pada proses industri; dan tar batubara, sumber utama bahan bakunya, adalah hasil sampingan yang melimpah dari proses pembuatan gas dan kokas batubara.

Setelah menemukan pewarna itu, Perkin masih dihadapkan pada masalah menaikkan modal untuk memproduksinya, membuatnya dengan harga murah, mengadaptasinya untuk digunakan dalam pencelupan kapas, mendapatkan penerimaan untuknya di antara dermo komersial, dan menciptakan permintaan publik untuk itu. Dia aktif di semua bidang ini: dia membujuk ayahnya untuk mendirikan ibukota, dan saudara laki-lakinya untuk bermitra dengannya untuk membangun sebuah pabrik; dia menemukan mordan untuk kapas; dia memberikan saran teknis ke industri pencelupan; dan dia mempublikasikan penemuan pewarnanya. Permintaan publik meningkat ketika warna yang sama diadopsi oleh Ratu Victoria di Inggris dan oleh Ratu Eugenino, istri Napoleon III, di Prancis, dan ketika rok crinoline atau hooped, yang pembuatannya menggunakan kain dalam jumlah besar, menjadi mode. Semuanya jatuh pada tempatnya: dengan kerja keras dan waktu yang beruntung, Perkin menjadi kaya. Setelah penemuan ungu muda, banyak pewarna anilin baru muncul (beberapa ditemukan oleh Perkin sendiri), dan pabrik yang memproduksinya dibangun di seluruh Eropa." Dari en.wikipedia.org

Tak lama sesudahnya, warna ungu menjadi warna yang lazim dipakai oleh rakyat biasa karena harganya yang relatif murah. Sehingga sekarang bendera berwarna ungu menjadi lazim dipakai sebagai bendera organisasi atau negara yang baru berdiri setelah ditemukannya mauverine ini.

Hasil gambar untuk sejarah bendera qatar
Bendera Qatar

Hasil gambar untuk bendera wosm
Bendera WOSM (World Organization of Scout Movement)

Nah, sekian dulu informasi kali ini. Semoga bermanfaat!

COLLOPURTUS!!!