Astronom menemukan galaksi unik bernama LEDA 074886. Galaksi itu berbentuk tablet, memiliki sudut bak obat tablet ataupun iPad.
LEDA
074886 terletak pada jarak 70 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya di
konstelasi Eridanus. Galaksi ini ditemukan lewat pengamatan dengan
teleksop Subaru di Hawaii.
Alister Graham dari Swinburne
University of Technology di Australia, astronom penemu galaksi ini,
mengatakan, "Awalnya saya kira ini kesalahan. Tapi akhirnya saya tak
bisa berhenti tersenyum."
Kebanyakan galaksi berbentuk
piringan dengan spiral, ellips ataupun ireguler. Dengan bentuk tablet,
galaksi ini adalah sebuah anomali.
Graham mengatakan bahwa
galaksi ini terletak di tepian galaksi lain yang lebih masif, bernama
NGC 1407. Galaksi tablet ini 50 kali lebih redup dari Bimasakti. Wajar
jika eksistensinya lama tak terdeteksi.
Menurut Graham,
galaksi tablet ini adalah gabungan dari dua galaksi spiral. Saat
bergabung, poros dua galaksi membentuk sudut galaksi tablet.
LEDA 074886 adalah sebuah galaksi hibrida karena memiliki ciri dua galaksi yang bergabung.
Berdasarkan
teori, galaksi elips cenderung miskin material pembentuk bintang.
Simulasi komputer akan menunjukkan bahwa saat dua galaksi elips
bergabung, galaksi balok terbentuk dengan aktivitas bintang minim.
Kontras
dengan galaksi elips, model menunjukkan bahwa galaksi dengan gas
pembentuk bintang yang banyak tak akan menjadi galaksi tablet jika
merger dan memiliki aktivitas bintang tinggi.
LEDA 074886
unik karena selain memiliki bentuk tablet, aktivitas bintang juga
terdeteksi di piringannya. Keunikan ini akan membantu astronom
mengembangkan model merger galaksi yang lebih kompleks.
Ben
More, pakar fisika teoretis dari University of Zurich yang juga
terlibat penelitian, akan mengembangkan model pembentukan LEDA 074886
dengan superkomputer tahun ini.
Graham, seperti dikutip National Geographic, Selasa (20/3/2012), menuturkan bahwa model itu akan memprediksi umur bentuk tablet.
Menurut
Graham, kecuali LEDA 074886 bisa merger dengan galaksi yang pas, bentuk
tablet yang dimilikinya akan hilang dalam beberapa miliar tahun.
Hasil studi Graham dan rekannya akan segera dipublikasikan di Astrophysical Journal.
Sumber; www.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar